top of page
Cari

Lunar New Year 2025: The Start of a Long Term Bear Market for BBCA (Bank Central Asia)

Gambar penulis: Rio AdrianusRio Adrianus

Analisa ini adalah kelanjutan dari analisa Elliott Wave “The End of Ending Diagonal for Indonesia Largest Bank BBCA” di April 2024 lalu. BBCA termasuk ke dalam grup yang masih mendapat ‘one last push to new high’ setelah China mengeluarkan stimulus ‘big bazooka’ yang mengantar Hang Seng me-retrace sekitar 50% market top 2018. ‘Big bazooka’ ini hanya bisa mengangkat Hang Seng sebentar dan sudah kehilangan momentum di awal Oktober 2024 dengan detail yang saya jelaskan di analisa “2025: Synchronized Global Market Collapse” (pembaca saya sarankan untuk melihat kapan pivot high Hang Seng terjadi dan kapan peak BBCA terjadi).


Market cycle kali ini berbeda dengan apa yang terjadi post 2008 GFC, dimana kali ini stock market berhubung terbalik dengan komoditas, terutama energy prices. Unsurprisingly, pertengahan September 2024 adalah key pivot di Natural Gas dan US 10y yield. Kenaikan US 10y yield sejak point itu mengakhiri fase inverted yield curve yang terpanjang dalam sejarah. Untuk alasan ini, saya menulis analisa “Natural Gas Major Turning Point: It Begins With It, and Ends With It”. – sejauh ini adalah analisa terpenting yang pernah saya tulis.


Selagi analisa BBCA di April 2024 membuat Elliott Wave sebagai fokus analisa, tapi pada kenyataannya analisa Elliott Wave adalah hanya salah satu dari ‘moving puzzle pieces” dari framework analisa saya. Ada komplikasi dari global events di awal tahun 2025 yang membawa peluang kalau bull market BBCA masih belum berakhir. Events ini memiliki keyword ‘Trump’. Di bagian akhir akan saya jelaskan. Tapi skenario ini saya nilai memiliki ‘very low probability’ bisa memperpanjang bull market di BBCA.


Kita mulai dengan melihat kembali Elliott Wave scenario yang saya tulis di April 2024 (Chart 1).  Chart 2 memberikan keterangan trendline signifikan BBCA dengan note tambahan kalau trendline yang dimulai sejak 2020 memiliki slope yang mirip dengan bull leg 2016-2019 . Implikasi trendline ini sederhana: bull market BBCA selesai apabila trendline patah.


Chart 1. BBCA Elliott Wave Scenario April 2024


Chart 2. BBCA Important Trendlines


Dan trendline itu (bull market trendline di Chart 2) sudah patah di tanggal 19 Desember 2024.


Di tanggal 24 Januari 2025 BBCA membuat lower low dengan peningkatan volume. Bar 24 Januari ini dikenal sebagai ‘lock-up bar’ dimana bulls mendapat shock therapy (Chart 3). Di dalam bear market, kemungkinannya kecil kalau market bisa rebound melebihi high point ‘lock-up bar’ di 9650. It is called ‘lock-up’ for a reason.


Chart 3. BBCA: lower low & lock-up bar


Lower-low/breakout di BBCA didahului dengan breakout di BBRI (Bank Rakyat Indonesia). Posisi BBRI saat ini telah menembus critical support Oktober 2022 di level yang saya sebut sebagai ‘roadblock’ di dalam analisa ‘Chart of Timing: The Great Reversal Acceleration in May-June 2024 (3 June 2024)’. Di akhir analisa tersebut, saya memberikan peringatan: “What is happening in BBRI is similar to a car speeding into a roadblock. Do not get fooled if a rebound occurs.”


Roadblock di BBRI ini telah hancur setelah Trump terpilih menjadi president US. BBRI saat ini sedang testing area ‘roadblock’. Apabila BBRI lanjut turun dari posisi ini, maka critical failure telah terjadi - dengan kata lain, support telah menjadi resistance (Chart 4).


Chart 4. BBRI: support becomes resistance


Selagi banyak orang yang tahu posisi saya di BBCA merasa kalau pandangan bearish saya salah karena analisa ‘ending diagonal’ ditulis hampir satu tahun yang lalu, tapi seperti yang bisa Anda lihat di Chart 5, saya masih memakai ‘bull trendline’ yang sama dengan chart 2 yang bahkan sudah dibuat di tahun 2023. Apabila market top BBCA betul sudah terjadi di Oktober 2024, maka title ‘The End of Ending Diagonal’ di analisa tahun lalu cukup akurat. Tapi saya akui kalau one last leg up dari Big Bazooka PboC di awal Agustus 2024 di luar dari apa yang bisa saya bayangkan. Saya beruntung tidak melakukan prediksi untuk saham Pantai Indah Kapuk (PANI)*

 

Chart 5: Updated BBCA Elliott Wave Scenario: Critical Trendline Breakout


It’s time to take a step back. Saatnya kita mempertimbangkan probability skenario lain yang lebih bullish. Big banks don’t walk alone. Kenyataannya, tidak semua big banks mengalami market top di Oktober 2024. Hingga saat ini, bank-bank terbesar di Barat terus-menerus membuat higher high. Salah satu bank super ini adalah UBS, bank terbesar Swiss, yang saya sebut sebagai ‘cannary in the mine’ (UBS, The Canary In The Mine).


Semua super banks yang terus menerus membuat record high ini memiliki satu kesamaan: saham mereka mengalami strong up bar atau gap-up ketika Trump menang pemilu (November 2024) DAN ketika Trump dilantik menjadi president US (Januari 2025). Karakteristik yang sama dengan Bitcoin. Ada perkataan, “If it looks like a duck, walks like a duck, sounds like a duck, it probably is a duck”.


Jadi kita memiliki divergence saat ini antara BBCA dengan big leagues lainnya yang jelas terlihat sejak Trump menang pemilu. Tapi apa yang bisa saya yakin adalah bear market di BBCA pada ujungnya akan diikuti oleh bear market di big banks lainnya termasuk ‘The King’ JP Morgan. Big banks don’t’ walk alone.


Dalam pandangan ini, kita memilki 2 skenario besar:


Pertama, BBCA adalah leading market dimana market top sudah terjadi terlebih dahulu di big banks emerging market. Dalam arena lokal, BBCA adalah lagging market dimana market top big banks lainnya seperti BBRI sudah terjadi di Maret 2024.


Kedua, bull cycle di global big banks belum berakhir dimana bull run di Western big banks masih belum di fase akhirnya. Dalam skenario ini, kita bisa expect new all time high di BBCA di tahun 2025 ini.


Dalam pandangan saya, skenario pertama memiliki probability yang jauh lebih besar. Di samping dari hal-hal yang sudah dibahas, ada 2 chart yang memberi red alert untuk skenario bullish: UBS dan Maybank.

 


UBS & Maybank


Saya masih mempertahankan view kalau bank UBS adalah ‘canary in the mine’ di trend big banks. View ini berasal dari forecast saya untuk Credit Suisse di analisa 16 Maret 2023 (Global Market Perspective: The Calm Is Ending, Storm Is Coming – Part 1) dimana saya melihat Credit Suisse sebagai domino kedua yang jatuh setelah domino pertama Hang Seng memasuki fase bear market di September 2022.


Satu minggu setelah analisa itu keluar, Credit Suisse bangkrut. Bank UBS akhirnya membeli Credit Suisse. Point ini adalah inflection point dimana market mendapat gigantic liquidity yang membuat bubble terbesar dalam sejarah manusia. Dalam kata lain, tanpa likuiditas yang ditrigger dari kebangkrutan bank terbesar kedua Swiss, bull market BBCA beserta dengan banyak bubble mania lainnya sudah berhenti di akhir tahun 2022.


Inflection point dari Credit Suise event ini membuat apa yang terjadi kebalikan dari forecast saya. Instead of a bust, we have a bubble in big banks. Di saat yang bersamaan, likuiditas yang membuat bubble di big banks dan tech dan crypto dan Pantai Indah Kapuk – kelihatannya untuk saya – juga berperan besar dalam menekan yield (government bond 10y yield) dan harga komoditas, terutama energy.


Pada hari ini 4 Februari 2025, kita mendapat price action signifikan di UBS (Chart 6). Saya tidak memiliki interpretasi lain untuk big bear bar hari ini. UBS is cooked. Bar hari ini sangat bearish.


Chart 6. UBS is Cooked


Chart 7 menampilkan saham Maybank – pure competitor/peer BBCA di SouthEast Asia. September 2024 Maybank membentuk triple top. Notice kapan terjadinya double top sebelumnya. Big banks don’t walk alone.

 

Chart 7. Maybank Triple Top


Skenario kelanjutan bull market di BBCA juga berarti menaruh ekspektasi implicit kalau Maybank akan membuat record high.


Sebagai konfirmasi bear market sudah betul terjadi di BBCA, perhatikan trend Indonesia 10y yield. Bear market di BBCA kemungkinan besar juga akan diiringi dengan massive bond sell-off. Indonesia 10y yield berada dalam dalam downtrend sejak 2015. Pay attention closely to this market. Ketika 10y yield tembus 7,3%, itu menjadi pertanda kalau trend besar interest rate di Indonesia sudah berubah mengikuti trend interest rate advanced economies: up.

 

Chart 8. Indonesia 10y yield: On the verge of a breakout



*Pandangan saya untuk saham PANI saat ini: Yes, PANI sudah membentuk market top seperti halnya juga dengan Hang Seng, dan BBCA. Interestingly, saya melihat kesamaan boom-bust antara PANI dan NVIDIA. Welcome to the borderless bubble land where only liquidity matters.



Related Analysis:

 

 

9 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

ความคิดเห็น


© 2024 by Rio Adrianus

  • Black Twitter Icon
bottom of page