Sebuah global pivotal moment terjadi di tanggal 16 April 2024, tanggal dimana critical trendline bank UBS patah (lihat: UBS, The Canary In The Mine 9 April 2024). Event ini mentrigger capital ouflows di emerging market dan menjadi litmus test yang akan memberitahu kita event di masa depan yang akan jauh lebih besar: ketika akhirnya harga saham UBS jatuh menembus support level Oktober 2023. Big banks bear market baru berada di tahap awal.
Saham sawit tidak immune terhadap capital outflows ini. Chart 1 menunjukan dengan jelas trend divergence yang terjadi antara harga CPO dan AALI semenjak 16 April 2024. Apa yang kemudian terjadi membuat skenario ending diagonal dalam analisa AALI bulan Maret 2024 menjadi invalid.
Chart 1. AALI & CPO longest divergence in history
Divergence yang saat ini terjadi antara CPO – AALI telah berlangsung hampir setahun. Saya tidak pernah melihat divergence selama ini terjadi dalam sejarah CPO dan producernya. Tidak pernah terjadi. Extreme divergence sebelumnya yang terjadi di awal 2021 berlangsung selama 189 hari.
Seandainya indiscriminate capital outflow tidak terjadi di 16 April 2024, saham-saham sawit di bursa Indonesia kemungkinan besar sudah membuat bottom di awal Maret 2024. Analyst yang cermat terhadap pergerakan global cash flow akan menyadari kalau perubahan besar global sudah terjadi di commodity producers, termasuk energy producers pada bulan Februari 2024. Subjek intermarket akan menjadi bahan analisa yang lebih detail ketika saya membahas energy market.
Dalam melakukan analisa intermarket tersebut, saya melihat kalau pivot Juli 2023 penting dan mungkin adalah keystone dalam projeksi geometri AALI (dan AALI). Apa yang saya cari adalah area di dekat pivot Juli 2023 yang terhubung dengan gap. Saya akan menunjukannya dalam chart AALI dan LSIP. Chart LSIP akan menentang asumsi kalau keystone ini selalu pivot high.
Chart 2. AALI geometry projection from keystone level
Chart 3. LSIP geometry projection from keystone level
Sekarang kita akan menggunakan teknik geometri lain, Gann fan. Implikasinya sama seperti analisa 'Geometrical Confluence in Commodity Market Point to Major Reversal in 2024': ketika harga berada di area dimana dua angle line bertemu, itu adalah waktu penting.
Apa itu yang kita lihat terjadi di AALI saat ini (18 Juni 2024 ketika analisa ini ditulis)? Yes. Saya memberi tanda panah di Chart 4 untuk mempermudah Anda melihat apa yang dimaksud dengan confluence antara dua angle line. Perhatikan apa yang terjadi. Confluence angle lines belum tentu menghasilkan immediate reversal. Tapi Anda ingin membuat note khusus level harga dimana confluence terjadi.
Chart 4. AALI Geometrical Confluence
Untuk menilai probability apakah AALI (dan LSIP, consequently) akan mengalami immediate reversal, kita perlu menggunakan metode analisa lain: analisa cycle dan indikator momentum.
Saya mempunyai dugaan kalau AALI memiliki cycle 1.250 hari. On its own, analisa cycle ini lemah karena kita tidak memiliki banyak data point. Equity market di Indonesia adalah fenomena yang baru memiliki kehidupan setelah post GFC 2008. Di analisa lain hari, saya akan menunjukan kalau periode ini terjadi di fase exceptional yang bisa terjadi karena generasi terbesar dalam sejarah dunia (baby boomer) berada di fase puncak capital accumulation. Fase ini sudah berakhir di tahun 2018 ketika boomers secara masal memasuki masa pensiun (hampir seluruh baby boomers developed market sudah memasuki atau melewati usia pensiun di tahun 2022). Fase exceptional ini tidak akan terulang lagi.
Chart 5. AALI 1.250 days cycle
Sekarang kita melihat posisi RSI (14 periode, weekly) di chart 6. RSI saat ini berada di posisi extreme. Level extreme ini hanya terjadi di low 2008 dan low 2020. Semuanya menghasilkan immediate reversal. Chart 6 menampilkan analisa siklus dan RSI bersamaan.
Chart 6. RSI at extreme level
Sebagai note tambahan penting, notice ada volume spike di akhir Mei 2024 (lihat juga: Charts of Timing: The Great Reversal Acceleration in May-June 2024). Saya percaya apa yang terjadi adalah selling climax.
Semua analisa ini bertujuan untuk market timing untuk memprediksi pivot point. Sayangnya, sejauh ini prediksi timing yang saya lakukan untuk saham sawit tidak menghasilkan pivot point yang mengubah trend. Trend forecast adalah permainan yang berbeda. Dalam trend forecast untuk AALI dan saham sawit lainnya, saya tidak menemukan faktor lain penting selain trend harga CPO ke depan. Secara cashflow atau fundamental, investor saat ini secara efektif berekspektasi kalau perusahaan sawit tidak mampu menghasilkan economic profit (AALI: Great Danger or Great Opportunity). Pandangan ini akan 100% salah apabila CPO mengalami bull market.
Pandangan saya terhadap komoditas sangat bullish. Tapi untuk mengerti mengapa harga CPO sejauh ini kelihatan stagnant, Anda perlu mengerti apa yang terjadi dengan energy market. Kebanyakan orang akan berpikir 'oh jelas, kan CPO bisa jadi biodiesel'. Well…no. Things don't happen as rational as you might want to believe. Kita berada dalam fase market distortion yang sangat besar. Kapan fase distorsi besar ini dimulai? September 2022. Ketika distorsi besar ini akhirnya tidak bisa dipertahankan, kita akan melihat bear market di sektor banking dan tech stocks (a.k.a the wonder stocks) dan bull market di komoditas. Topik ini akan menjadi fokus dalam analisa energy market yang akan datang.
Comments