Overview

Elliott Wave Pattern: Getting more doubtful. 2 scenarios, serious implication. I will write about it after this.
----------------------------------------------------------
Seperti biasa, net income memberikan pandangan yang misleading. Well, sepertinya WIKA sangat capable untuk mengutak-atik bottom line sesuai dengan kehendak mereka. I say, “Let EVA lights the way.”

Dari sudut pandang EVA, performa Q2 2019 betul-betul buruk.
Untuk pertama kalinya, WIKA menjadi perusahaan wealth destroyer

Penurunan drastis EVA di Q2 (diukur berdasarkan perbedaan EVA LTM Q2 2019 dan Q4 2018) disebabkan karena productivity gain (perubahan EVA margin) longsor. Trend penurunan EVA margin ini sudah berlangsung sejak tahun 2017 (lihat bar biru selalu berada di area negatif sejak 2017).

Trend penurunan profitability WIKA jelas terlihat sejak 2017. ROIC < WACC (11%) di Q2 2019

EVA margin di Q2 2019 berkurang signifikan sebesar 3.4% dari Q4 2018 (dari 1.3% di Q4 2018 menjadi minus 2.2% di Q2 2019). Bila kita break-down, pembengkakan working capital menyumbang 2.2% penurunan EVA margin, sedangkan fixed assets charge sebesar 1.6%.

Penyebab utamanya, as you might expected, adalah WIKA memerlukan lebih banyak investasi di working capital. Inilah yang terjadi ketika pemilik proyek tidak memiliki cukup uang: pembayaran ditunda = investasi lebih di working capital. Terlebih lagi, kelihatannya supplier tidak sesabar tahun kemarin lagi. Plus, ada penambahan long term asset baru bernama ‘Work under construction’ yang baru di-disclose.
Note: Walaupun ‘work under construction’ dihilangkan dalam perhitungan, gambaran besar EVA tidak berubah.

Awalnya saya pikir masalah funding proyek infrastruktur semakin cerah seiring dengan berjalannya waktu, apalagi setelah selesai pemilu. Sepertinya narasi tadi semuanya perlu dibalik. The fact is, it just keeps getting worse..at least for WIKA.
Bagaimana dengan persepsi market?
Sepintas, saya tidak suka dengan apa yang saya lihat. Market masih dalam rebound tahun kemarin yang menurut saya justified saat itu, tapi sekarang informasi baru datang, dan informasi itu seperti ini bunyinya: EVA is badly screwed in this year. From the way I see it, market masih belum menyadarinya.

Ada alasan lainnya yang membuat WIKA berisiko tinggi saat ini: kelakuan investor WIKA. Dari apa yang saya temukan, WIKA pernah dinilai menjadi Value Destroyer oleh investor di tahun 2018 saat harga sahamnya 1,100. Padahal sampai saat itu WIKA secara actual tidak pernah mencetak EVA negatif. Apa yang terjadi saat itu? EVA terkontraksi. EVA momentum di tahun 2018 sebesar -0.8%, dan market langsung menilai WIKA sebagai Value Destroyer (MVA minus IDR 7.3 T).
Berita buruknya, EVA momentum di Q2 kemarin belum pernah senegatif ini. Menurut kalkulasi saya, EVA momentum di Q2 2019 (dibandingkan dengan Q4 2018) adalah -3.3%. Di harga saham saat ini (2,040/share), market effectively priced-in EVA momentum sebesar -0.1% selama 10 tahun ke depan. Market over-expect EVA momentum sebesar 3.2% lebih tinggi dari kenyataannya. Itu ekspektasi yang tinggi. WIKA harus segera mendongkrak EVA mereka. Ingat, market pernah melabel WIKA sebagai Value Destroyer di saat EVA momentum terkontraksi hanya -0.8%. Ini adalah biaya pembangunan ketika dompet project owner kurang tebal.
WIKA is having a huge performance ‘deficit’

Comments