top of page
Cari
  • Gambar penulisRio Adrianus

EVA Brief: Sritex [SRIL] Q3 2020

Hasil Q3 sudah keluar jadi kita sudah mendapat setidaknya 75% gambaran kondisi tahun 2020 untuk SRIL. Untuk melihat bagaimana 2020 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, saya memutuskan untuk mengeliminasi klaim asuransi SRIL di tahun 2019 sebesar 32 juta USD ke dalam perhitungan EVA. Seperti yang saya terangkan di analisa-analisa sebelumnya, klaim asuransi ini memberi dampak positif besar terhadap economic profit SRIL di 2019. Lebih penting, dengan mengeliminasi klaim asuransi yang terjadi di kuartal keempat 2019, perhitungan LTM untuk tahun ini menjadi lebih akurat dalam melihat perkembangan kondisi tahun 2020.


Di analisa sebelumnya saya masih melihat SRIL sebagai value-neutral company dengan konsekuensi yang jelas untuk investor yang mengerti value. Apakah data Q3 2020 mengubah pandangan saya? Short answer, yes.


Pertama, saya menampilkan EVA SRIL dengan adjustment di 2019. Kesimpulannya sederhana: keadaan sudah berubah, for the worse.


12 bulan terakhir di Q3 2020, EVA SRIL anjlok membuat record. Apabila sebelumnya economic profit SRIL bisa dikatakan di sekitar zero, tahun ini jelas turun jauh.


Sebaliknya, net income memberikan gambaran misleading. Seperti biasanya.


SRIL tertampar keras di tengah pandemi ini. Selagi penurunan penjualan ekspor pakaian jadi bisa di off-set dengan permintaan baju APD untuk lokal, kustomer semakin kesulitan untuk membayar tepat waktu.


Di waktu yang sama, gudang SRIL makin penuh dengan produk belum terjual yang semakin condong ke ekspor. Pandemi membuat shipping sulit. Protokol kesehatan membatasi jumlah pekerja di pelabuhan, dan berimbas juga ke frekuensi kapal datang/pergi. Kedua development ini adalah alasan mengapa economic profit SRIL di sepanjang tahun ini jauh di bawah dari nol.

Apakah situasi ini akan berlanjut di tahun depan? Saya tidak tahu. Tapi rasanya bukan situasi yang akan permanent.


The good thing is, pada harga saham saat ini 220/share, investor secara implisit memperkirakan kondisi economic profit SRIL saat ini akan berlanjut sebagaimana kita lihat dari breakdown share price dibawah dimana hampir tidak ada expected growth component.

And even better, harga saham SRIL di sekitar bulan Maret sudah keterlaluan rendah. The chances are good kalau investor sudah memasuki fase extreme pessimism di sekitar bulan Maret 2020, dan jelas untuk saya kalau psikologis investor SRIL saat ini secara umum tidak bisa dikatakan optimist.


Pendulum psikologis pasar adalah satu konsep kunci dari bagaimana saya melihat market. Dengan pertimbangan titik ekstrem di belakang layar, saya masih melihat peluang bagus kalau SRIL akan setidaknya mencapai nilai net capitalnya (bar biru di atas).


The good thing about stock market adalah investor cenderung mem-push ekspektasi mereka dari lembah sampai gunung sebelum akhirnya meng-adjust rasional mereka sesuai dengan data terbaru.


Saya selalu melihat hubungan geometris di price chart untuk menentukan point ideal when to sell. Gambar di bawah adalah fibo retracement dengan starting point yang tidak umum dipakai. Kesalahan persepsi banyak orang pengguna fibo tools adalah menganggap semua starting point adalah pivot high dan pivot low.


Ada 2 confluence zone: di dekat 290 dan di dekat 315. Terdengar beda tipis, tapi perbedaannya terlihat jelas untuk price chart SRIL. Kedua point tersebut masih mengimply ekspektasi market yang melihat SRIL sebagai value destroyer sehingga harganya di bawah net capital...dan cukup jauh. A good sign for a reasonable target. It’s too bad saya harus menurunkan ekspektasi karena data Q3 ini (target awal saya hampir mendekati net capital sekitar 410).




PS: Saya membeli banyak saham SRIL sebelum pandemi di sekitar 220/share. Walaupun semua EVA Brief sebisa mungkin saya buat dengan kepala dingin dan bergantung besar pada data, pembaca harus mengingat hal ini.

207 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page