top of page
Cari
  • Gambar penulisRio Adrianus

EVA Brief: MLBI (Multi Bintang Indonesia) Q1 2022

Analisa 2 minggu yang lalu menekankan risiko short-lived bull market karena kondisi bisnis bir tidak kondusif untuk skenario big bull market. Konteks dari pertimbangan ini adalah Elliott Wave impulsive pattern yang saya lihat di MLBI. Seperti yang saya jelaskan lebih detail di analisa sebelumnya, impulsive pattern yang sekarang saat ini berlanjut, dalam konteks Wave Principle, memiliki 2 kemungkinan: short-lived bull market (zig-zag ABC) atau complete impulsive pattern yang berarti MLBI baru berada di fase awal bull market yang lebih besar. Untuk kebanyakan kasus, strong bull market tidak terjadi secara vacuum. Mereka terjadi selama periode EVA improvement yang kuat.


Ada 2 faktor mengapa saya melihat skenario big bull market saat ini premature.

Pertama, market value MLBI di low tahun 2020 tidak bisa dikatakan murah, given the recent circumstances. Kalau performa (EVA) MLBI bisa dengan mudah kembali ke pre-pandemi tahun 2019, maka low tahun 2020 adalah good deal. Share price di low 2020 (6.800/share) mengimply MVA (NPV) sebesar Rp 12,7 Triliun. At its peak performance, di tahun 2019, MLBI sempat mencetak EVA sebesar Rp 1,1 Triliun. Kalau seandainya kondisi bisnis MLBI bisa dipertahankan di peak tersebut, investor tidak perlu mengharapkan growth agar membuat investment mereka worth it (cost of capital return). Unfortunately, tidak ada yang tahu apakah kondisi beer consumption bisa kembali ke level tahun 2019. Revenue selama 12 bulan terakhir di Q1 2021 (LTM) masih 70% revenue level tahun 2019.


Kedua, dan ini bagian yang saya update di analisa kali ini, berhubungan dengan kenaikan raw materials. Di analisa sebelumnya saya menduga kalau kenaikan raw materials ini akan sulit di off-set dengan price hike. Sepertinya saya salah kalau melihat data Q1 2021. Kenaikan tajam raw materials, khususnya barley, adalah alasan legitimate untuk concern. It could really hurt EVA. Di bawah ini saya mengutip pernyataan CFO Heineken di Fortune pada Februari 2022:


Chief Financial Officer Harold van den Broek said the company aims to raise prices for its beer by “courageous” amounts across the world to offset soaring expenses related to aluminum, which has risen 50% from January 2021, barley, which has doubled in cost, and freight from China to the U.S., which has “been going absolutely crazy.”


Keep that comment in mind. And keep in mind itu comment di bulan Februari. Sejak bulan Maret hingga sekarang, barley price terbang. Untungnya, aluminum price tidak lanjut naik.


Data paling penting tentunya data perusahaan Multi Bintang sendiri. It turns out MLBI bisa melanjutkan kenaikan gross marginnya di Q1 2021. Gross margin saat ini sudah mendekati tahun emas 2017-2019 di sekitar 60%.

Saya jarang mengkonsumsi bir, jadi tidak tahu perubahan harga bir baru-baru ini. Tapi semua data di atas menunjukan jelas kepada saya kalau MLBI tidak mempunyai masalah melakukan price hike.

Thanks to this price hike, EVA MLBI melanjutkan recoverynya.

Jadi, so far, kita memiliki indikasi kuat kalau performa MLBI setidaknya tidak menjadi lebih buruk di tahun ini, thanks to price hike.


Tapi, at best, apa yang bisa dilakukan oleh price hike ini adalah kenaikan marginal di EVA. Pertanyaan saya, apakah ini karakeristik dari kondisi bisnis dalam big bull market? Kalau raw materials masih tinggi, maka MLBI harus terus melakukan price hike untuk menaikan EVA. How long could that continue without affecting consumers purchasing power?


Dalam pandangan saya, apa yang lebih mungkin menjadi skenario big bull market adalah skenario dimana harga raw materials: barley dan aluminium jatuh. That would be wonderful for MLBI. Di saat itu, MLBI akan menikmati kenaikan EVA signifikan karena hampir tidak mungkin harga birnya diturunkan. Saya tidak melihat bagaimana complete impulsive wave (big bull market) bisa terjadi tanpa development positif di costs seperti yang dijabarkan oleh Mr. Harold van den Broek di atas.



The bottom line: skenario big bull market MLBI membutuhkan kejatuhan harga barley dan aluminum. Recovery di pembelian bir (kuantitas) adalah faktor tambahan, tapi tidak sepenting raw materials. Hal ini akan semakin berlaku seiring MLBI melanjutkan price hike. Berhubung saya hanya melihat kenaikan persistent di komoditas (grain & edible oil) dan tidak mempunyai pandangan kalau mereka akan memasuki kembali fase bear market anytime soon, skenario bull market di MLBI is a tough sell. Implikasi dari semua pertimbangan ini adalah saya melihat skenario MLBI saat ini adalah short-lived bull market dengan corrective pattern zig-zag yang dimulai di low 2020.


Selanjutnya, ada 2 development penting di technical side. Bagaimana price unfolding sebentar lagi memiliki potensi impact besar ke big picture apa yang akan terjadi.



Technical View


MLBI menunjukan signal yang sangat penting saat ini. Signal ini saya lingkari. Signal ini seringkali terjadi sebelum explosive moves terjadi. Momentum peak di bawah MA crossover menunjukan probability resolusinya ke arah bawah.

Interaksi price-volume juga menunjukan development penting.


Di bar terakhir kita melihat record volume, close di tengah. Ada selling pressure signifikan disini. Tapi dari posisinya yang di dekat area resistance penting, ada kemungkinan yang terjadi adalah supply absorption. Manuver supply absorption ini akan menemui selling pressure signifikan apabila MLBI turun melewati 8670 (garis horizontal). Perhatikan dengan jeli apa yang terjadi di dekat garis horizontal tersebut kalau seandainya MLBI turun kesana sebelum break out ke atas.

Consequently, kalau MLBI sampai close di bawah 8670 (garis horizontal), maka signal dari indikator Composite Index di atas mengantisipasi gerakan explosive yang sebentar lagi akan terjadi. Put the two together, area 8.670 menjadi sangat penting dari perspektif trend yang lebih besar. Kalau seandainya MLBI sampai turun dan close di bawah garis horizontal tersebut, di saat itu saya akan lebih yakin untuk menghindari MLBI untuk waktu yang lama. Setidaknya sampai MLBI membentuk lower low dari low 2020.


Bagaimana kalau seandainya MLBI break-out ke atas? Development tersebut kemungkinan akan disusul dengan penurunan raw materials prices, dan dengannya kelanjutan peningkatan EVA. Kalau itu yang terjadi, saya perlu melakukan review ulang kembali.

52 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page