Dow Jones Industrial Average (DJIA) di akhir Februari 2024 ini mencapai record-high di dekat 39.130. Level ini akan dicetak sebagai level penting karena berbagai hubungan geometri saling overlap. Dugaan saya, yang didukung dengan Elliott Wave count dan analisa global terdahulu, mengatakan kalau level 39.130 ini adalah point tertinggi di DJIA untuk waktu yang sangat lama, atau mungkin selamanya. Monetary stimulus terbesar semenjak diciptakan central bank terjadi ketika pandemi berlangsung. Salah satu efek besar dari eksperimen moneter terbesar dalam sejarah manusia ini adalah gap yang sangat jelas terlihat antara real economy dengan financial market. Fase extreme euphoric Mr. Market berlangsung di sekitar akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024 ini. Jika fase euphoric ini sudah berkahir di Dow Jones Industrial Average, maka akan banyak market lainnya yang sudah atau akan membentuk historic top. Tipping point besar sedang terjadi.
Figure 1. Level 28.930 dimana gap 2021 terjadi adalah 'mid-point' DJIA. Harga saat ini mencapai 'equality' dengan adjustment sebesar gap yang terjadi. Notice trendline paralel yang saya gambar. Trendline ini didapat dengan menghubungkan high 2018 dan high 2022. Kita akan kembali ke trendline ini belakangan.
Figure 2. Peak Januari 2018 dimana Hang Seng market top terjadi adalah geometrical anchor lainnya di DJIA, dan yang menurut saya lebih penting.
Figure 3. Hubungan level DJIA saat ini di 39.130 dengan peak 2018 dan peak 2007 jelas terlihat di chart bawah ini. Peak 2018 membuat hubungan ini terlihat.
Figure 4. Kita juga bisa melihat hubungan golden ratio berbagai pivot penting DJIA yang terjadi dengan memakai whole distance harga saat ini dengan low 2009. Sekali lagi, kita mendapat peak 2018.
Figure 5. Geometric tool lain bernama Gann fan dengan memakai patokan trendline yang dijelaskan di Figure 1. Gann fan ini dibuat di waktu terjadinya high 2018 di price level low 2009. Perhatikan 3 panah di gambar. Panah pertama adalah low Maret 2020. Panah kedua disebut 'squaring the high'. Ketika 'square' terjadi, high point 2022 terjadi. Panah ketiga adalah posisi DJIA saat ini yang bertemu dengan Gann fan.
Figure 6. Pembaca bisa mengambil key takeaway di bawah ini. Trendline paralel yang dianchor di low 2020 akan memberikan konfirmasi bear market DJIA telah terjadi ketika harga menembus garis merah tersebut. Expect market meltdown terjadi ketika DJIA menembus trendline merah.
Figure 7. Struktur Elliott Wave yang saat ini terjadi memiliki 'feel' yang serupa dengan apa yang terjadi di sepanjang 2019. A-B-C expanded flat. Saya percaya bear market besar bisa dimulai dengan flat, tidak selalu zig-zag A-B-C (untuk yang mengerti Elliott Wave).
Figure 8. In the big picture, bear market yang akan terjadi akan mengkoreksi seluruh pattern 1-2-3-4-5 DJIA. Saya memiliki high confidence kalau peak 2018 adalah wave 3. Pertanyaannya kemudian adalah, 'dimana wave 1?'. Minimum dimulai dari low 2009. Mungkin juga lebih jauh. Re-assessment akan dilakukan ketika DJIA mencapai low 2020. Notice tanggal 30 Oktober 2023. Point ini adalah pivot low yang mengantar DJIA menembus high 2022 dengan bull run non-stop. Kita akan kembali ke tanggal ini di chart akhir.
Figure 9. Interesting finding: Dengan memakai 3 key points: low 2009, high 2018, dan harga DJIA saat ini, kita tidak hanya mendapat hubungan golden ratio (Figure 4), tapi semua pivot besar yang terjadi memiliki kesamaan dalam waktu: Key lows = Maret; Key high = Januari-Februari.
Extra: Masih ingat dengan tanggal 30 Oktober 2023 (Figure 8)? Di awal saya mengatakan kalau market top DJIA akan diikuti dengan market top 'magnificent stocks' lainnya, termasuk di Indonesia.
Wave stucture di BBCA (Bank BCA) akan menjadi topik analisa berikutnya.
Comments