top of page
Cari
Gambar penulisRio Adrianus

AALI: Great Danger or Great Opportunity?

Trending news saat ini adalah betapa buruknya hasil (net income) Astra Agro Lestari (AALI) di Q2 2023. Narasi diperkuat dengan jatuhnya harga saham AALI di sekitar waktu laporan keuangan Q2 2023 diumumkan. Perkembangan harga saham AALI sepanjang pertengahan tahun 2022 hingga saat ini adalah sebuah disappointment untuk shareholders dan berita baru seperti ini adalah trigger yang potent untuk mensolidkan persepsi publik kalau harga saham AALI, dan saham sawit lainnya, akan terus underperform untuk waktu yang lama. Kondisi ini ideal untuk menghasilkan return besar ketika keadaan berubah.


Untuk tidak terbawa arus persepsi publik, pertam kita perlu mendapatkan gambaran yang akurat mengenai kondisi financial AALI saat ini dan alasan perubahan yang terjadi.

Dari estimasi EVA, kita bisa melihat jelas kalau EVA AALI di Q2 2023 (LTM) memang buruk. Hasil 12 bulan di Q2 2023 lebih buruk dari hasil 12 bulan Q4 2022.



Q2 2023: Last Twelve Month (LTM)


Alasan kontraksi EVA ini adalah kunci mengapa saya berpikir turnaround EVA di AALI akan terjadi secara signifikan dan persepsi publik saat ini sama sekali tidak percaya kalau turnaround bisa terjadi (lihat: AALI 20 Okt 2022).


Tulisan ini saya tulis untuk bisa dibaca oleh orang awam yang saya expect tidak memiliki detailed technical knowledge dalam estimasi EVA. Dengan demikian, mustahil untuk saya menunjukan kalau kontraksi EVA yang terlihat besar di Q2 2023 (LTM) terjadi karena revenue di 6 bulan pertama tahun 2023 berkurang 14,4% dari periode yang sama di tahun 2022. You just have to take my word for it.


Sekarang kita mengerti main driver EVA ini, saya akan menyatakan lebih lanjut kalau kemungkinan besar kontraksi revenue tersebut terjadi hampir seluruhnya karena harga CPO turun di sepanjang tahun 2023. Saya mengatakan ‘kemungkinan besar’ karena kita sebagai ‘outsider’ tidak akan pernah tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Alasan saya mengatakan ‘kemungkinan besar’ ada 2 hal: Pertama, AALI adalah perusahaan besar dengan kebun sawit tua tanpa ada perubahan keputusan bisnis (i.e tidak ada jual/beli lahan atau perusahaan). Kedua, saya menemukan kontraksi revenue 14,4% ini matched dengan penurunan harga CPO di periode Januari – Juni 2022 vs 2023 setelah diadjust dengan tarif ekspor dan cukai yang berlaku.


Jadi, apa arti dari semua ini? Simple. Kalau seandainya assessment saya terhadap perubahan EVA benar, maka kita bisa expect perubahan EVA yang signifikan ke depan di AALI apabila harga CPO naik, dan market saat ini sama sekali tidak expect perubahan ini bisa terjadi. Ini terjadi apabila harga CPO telah menyelesaikan koreksi besarnya di Q2 2023. Analisa CPO telah saya tulis sebelumnya, tidak perlu saya ulangi disini. Kita akan mengalami boom cycle selanjutnya di berbagai macam komoditas, termasuk CPO, dan hal ini akan memperparah debt cycle kali ini karena bank sentral tidak bisa terlalu kreatif di tengah inflasi tinggi.


Sekarang kita akan melihat AALI dari perspektif lain: Elliott Wave.



AALI Elliott Wave Update: The Beginning of a Strong, Persistent Bull Market


Interpretasi Elliott Wave ini memiliki asal sejak Juli 2020. Analisa ini adalah bukti real-time kalau teori Elliott Wave memiliki value yang sangat besar untuk investor – di tangan yang tepat. But...the best is yet to come. Anda akan melihat betapa powerful hasil observasi yang dilakukan oleh R.N Elliott dengan apa yang akan terjadi di AALI.


Pertama-tama, kita kembali ke tanggal Juli 2020. Elliott Wave Principle mempersiapkan saya untuk expect AALI akan melanjutkan bull market tapi tidak lama setelah itu koreksi besar akan terjadi – yang kemudian terjadi di tahun 2021. Banyak orang terkejut. Saya tidak (begitu juga dengan pembaca yang mengerti basic Elliott Wave).




Setelah wave 5 tercapai, AALI mengalami koreksi besar di awal tahun 2021. Interpretasi saya sepanjang fase koreksi ini mengalami beberapa kali perubahan.


Di Oktober 2022, saya cukup merasa yakin kalau fase koreksi besar di AALI ini membentuk pattern bernama ‘flat’ yang terdiri dari wave A-B-C. Ketika analisa itu dibuat, apa yang saya duga wave C masih belum melewati low point wave A. Pattern flat biasanya memiliki wave C yang melewati titik extreme wave A. As it turned out, AALI lanjut turun dan akhirnya melebihi extreme point wave A.


Sekarang kita akan melanjutkan wave count di atas. Kali ini dugaan saya kuat kalau koreksi besar – wave (2) sudah selesai di akhir Mei 2023.


Present

Pembaca yang tahu Elliott Wave akan tahu apa yang akan terjadi apabila interpretasi Elliott Wave di atas benar.


Sebagai additional note, ada alasan penting lainnya yang membuat saya semakin yakin kalau koreksi wave (2) sudah selesai. Alasan ini ada di analisa price & time yang saya lakukan dengan Gann fan. Saya tidak menunjukan analisa ini. Apa yang bisa saya katakan adalah terdapat confluence price & time yang tidak hanya terjadi di AALI, tapi juga di CPO, Golden Agri (perusahaan sawit Sinarmas yang trade di bursa Singapore), and yes – BWPT. Date of interest? 7-9 Aug 2023.

33 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

CPO Roadmap

Kommentare


bottom of page